Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah Puji dan syukur kita hadiratkan kepada Allah SWT yang telah banyak memberikan kita nikmat. Nikmat sehat salah satunya sehingga kita bisa menjalankan segala aktifitas kita sehari-hari.
Ditengah rutinitas kita yang padat terkadang kita harus berburu dengan waktu agar cepat sampai tujuan kita. Terlebih dalam menjalankan aktifitas kita terkadang dijalan raya terbiasa terburu-buru di tengah lalu lintas yang padat.
Semoga kisah dibawah ini bisa menjadi inspirasi kita dalam berkendara dijalan.
_*Priiitt....priiiiitttt*_
.
"Tolong tunjukkan SIM nya!" Kata polantas. Dengan wajah kesal si pengemudi berkata "Maaf pak, saya tau kalau saya salah karena menerobos lampu merah. Tapi tolong, saya jangan ditilang, pak. Saya buru-buru karena hari ini anak saya ulang tahun" kata Ari bernada cemas sambil menatap wajah si polantas terrsebut, yang ternyata adalah teman sekolahnya di SMA.
"Lho .. kau kan si Tono, kita temen SMA dulu!" kata Ari dengan nada lega.
Tapi Tono si polantas tersebut hanya senyum sambil tetap bersikukuh
meminta SIM Ari.
Dengan wajah kecewa Aripun memberikan SIMnya kemudian langsung masuk ke dalam mobilnya dan menutup kaca pintunya rapat-rapat.
Sementara Tono menulis sesuatu di kertas tilang. Beberapa saat kemudian, Tono mengetuk kaca pintu mobil Ari.
Dengan ekspresi yang masih nampak kecewa Aripun membuka kaca pintu mobilnya hanya sedikit, hanya cukup untuk Tono menyelipkan kertas tilang. Tono pun memberikan kertas lewat kaca yang terbuka hanya sedikit itu, lalu pergi tanpa berkata sepatah katapun
Sambil menggerutu karena kesal, Ari membuka kertas tersebut, tapi... "Hei..., apa ini? kenapa SIM saya dikembalikan? Dan... ini kertas apa...?" Gumam Ari.
Segera Ari membuka kertas pemberian Tono tersebut, dan ternyata Tono tidak menilangnya. Tono justru menulis surat yang isinya : "Hai Ari, kau tau gak, dulu saya punya anak satu-satunya yang meninggal ditabrak oleh "Penerobos Lampu Merah"
Pengemudinya dihukum 9 bulan. Setelah bebas ia dapat berkumpul dan memeluk anaknya lagi. Sementara saya... saya
tidak dapat lagi melihat apalagi memeluk anak saya...! Beribu kali saya mencoba untuk memaafkan pengemudi itu... tapi tidak bisa. Maafkan saya Ari. Hati-hati di jalan. Titip salam buat keluargamu dan selamat ulang tahun buat anakmu!"
Tak terasa air mata haru menetes usai membaca surat Tono. Setelah Ari mampu menguasai perasaannya, Ari pun keluar dari mobilnya dan bergegas hendak menjumpai Tono di pos polantas dekat traffic light. Namun ternyata Tono sudah tidak ada di pos polantas tersebut
Selama mengemudi, sepanjang jalan, perasaan hati Ari tak menentu. Dalam hati dia berjanji akan mencari dan menemui Tono untuk minta maaf, karena telah berprasangka buruk, menganggap Tono sudah lupa dan tak mau lagi mengenal temannya.
MORAL MESSAGE OF THE STORY:
Sahabat sejati itu bukanlah yg selalu membuatmu tertawa hingga lalai dengan keselamatanmu. Namun Sahabat yang sejati itu adalah orang-orang yang peduli dengan keselamatanmu sehingga ia tak segan menasehatimu meskipun harus menangis terlebih dahulu.
"TAAT BERLALU LINTAS, CERMINAN MASYARAKAT CERDAS"
(JANGAN SUKA NROBOS LAMPU MERAH YAA) INGAT KELUARGA ANDA MENANTI DIRUMAH.
Demikianlah kisah inspirasi tentang berlalu lintas dijalan raya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan manfaat dari kisah ini.
Tertib berkendara dalam berlalu lintas di jalan raya adalah hal wajib yang harus kita lakukan. Ingat dijalan raya banyak orang, jangan sampai karena kesalahan dan kebodohan kita dalam berkendara dijalan raya banyak orang yang celaka.
Salam Kebersamaan dan Silahturahmi
Wassalamualaikum Wr.Wb
0 comments:
Post a Comment